MENGAPA SABU SABU LELUASA MASUK INDONESIA ?

Perang terhadap Narkotika telah dikumandangkan langsung oleh Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo melalui Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) Badan Narkotika Nasional (BNN) sebagai pelaksana tugas pemerintahan di bidang pencegahan, pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap psikotropika, prekursor, dan bahan adiktif lainnya.

Hasilnya seperti sudah menjadi penglihatan, pendengaran dan penyaksian umum maupun lewat berbagai media televisi, radio, koran cetak, media siber dan media sosial di internet akan penangkapan, penemuan maupun pengungkapan terhadap Narkotika.

Penangkapan terhadap pelaku yang mengunakan/memakai, membawa dan mengedarkan Narkotika yang katanya Badan Narkotika Nasional Kombes Budi Waseso akan terus dilakukan.

Ditahan atau ditangkap pelaku dan pengedar Narkotika dengan atau tanpa barang bukti Narkotika, namun tidak membuat pelaku surut menghentikan kegiatannya.

Bahkan pengungkapan Narkotika khususnya jenis Sabu Sabu baru baru ini mencapai jumlah yang sebelumnya atau tidak diketahui sudah berapa banyak yang lolos, hingga temuannya mencapai 800 Kilogram.

Bincang bincang dan obrolan mulai terdengar dari rumah ke rumah, kedai kopi, instansi, kantor dari kalangan masyarakat, LSM, organisasi masyarakat, tokoh masyarakat, tokoh adat, pejabat, pelaku hukum bahkan yang berprofesi ojek angkat bicara sehubungan Narkotika.    

" Kita sudah sering mendengar penangkapan yang dilakukan BNN. Kita heran mengapa justru masih tetap terjadi masuknya Sabu Sabu di Indonesia. Kalau warga itu sudah jelas terjerat dan menjadi korban," ucap seorang tukang Ojek yang mengantarkan penulis dari Jalan S Parman menuju Rutan Tanjung Gusta Kota Medan.

Disebutkannya, Perang terhadap Narkotika merupakan keharusan dari semua masyarakat untuk ikut serta memberantasnya, selain memberikan informasi kepada pihak yang berwenang.

Namun, ucapnya kemudian, " Yang menjadi tanda tanya dan persoalannya mengapa Sabu Sabu dapat leluasa masuk ke Indonesia dan mengapa hanya warga yang ditangkap sementara kebanyakan bandar besarnya jarang diketahui,". 

Menurutnya. tidak seharusnya mutlak masyarakat yang telah menjadi pecandu atau bandar yang mengedarkannya dipersalahkan. Kalau Sabu Sabu yang masuk misalnya melalui negara luar tentu yang harusnya bertanggung jawab adalah aparat negara.

" Oknum pemerintah terkait yang menangani persoalan ini harusnya bertanggung jawab terhadap kecolongan masuknya Sabu Sabu dari batas wilayah negara," ucapnya.

Disebutkannya persoalan ini sudah berlangsung cukup lama dan terindikasi bebasnya Sabu Sabu masuk ke Indonesia diduga adanya Kongkalikong dari oknum petugas Kepolisian, Bea Cukai, Imigrasi bahkan diduga kuat ikut dilakukan oleh oknum Badan Narkotika Nasional tanpa memandang status pangkat dan jabatan.

Foto Kota Dumai acapkali menjadi tempat transit jalur Internasional Narkotika jenis Sabu Sabu. 

Dia berharap pemerintah jeli dan dapat memberantas oknum yang melakukan konkalikong bersama bandar yang tentunya diduga telah melakukan setoran dalam jumlah yang sangat besar sebelumnya.

Kabarnya jika bisnis sabu sabu dapat memberikan penghasilan yang sangat besar hingga mengalahkan keuntungan bisnis apapun dalam waktu penjualan relatif singkat. Makanya, oknum kepolisian, imigrasi, bea cukai dan BNN yang diduga tidak bertanggung jawab terhadap profesinya ikut serta dalam melakukan transaksi dan peredaran.

Mereka para oknum diduga sampai lupa Tupoksinya karena lalai dan hanyut ketika memperoleh upah yang diduga diterima luar biasa jumlahnya mencapai ratusan juta rupiah bahkan miliaran rupiah sebagai setoran keatasannya.

Disis lainnya, Meskipun penangkapan terus berlangsung terhadap pelaku, namun tidak terlepas juga kelalaian dan kejanggalan yang dilakukan oleh Penyidik ketika terjadinya penangkapan.

Melangkahi prosedural penyitaan asset tersangka atau terperiksa yang belum terbukti bersalah dan mengindahkan penetapan Pengadilan dan terjadinya tindak kekerasan dan pengunaan kekuasaan yang dapat melanggar Hak Asasi Manusia terhadap Tersangka dan Terdakwa justru mencuat. ( Penulis/Foto: Ramzi ).